Saturday, December 29, 2007

Ceng Ho

Ceng Ho : Dalam kurun waktu 1405-1433, Cheng Ho memang pernah singgah di kepulauan Nusantara selama tujuh kali. Ketika berkunjung ke Samudera Pasai, dia menghadiahi lonceng raksasa Cakradonya kepada Sultan Aceh. Lonceng tersebut saat ini tersimpan di Museum Banda Aceh. Tempat lain di Sumatera yang dikunjungi adalah Palembang dan Bangka. @Photo by Fachry Latief.

Gedung Tua Berhantu

Lawang Sewu : tentu sudah tidak asing lagi. Ini adalah nama sebuah bangunan kuno yang ramai dibicarakan adanya hantu suster ngesot dan letaknya gedung persis di tengah kota Semarang, tepatnya di daerah Tugu Muda.Bangunan peninggalan jaman Belanda ini memang memiliki pintu yang banyak sekali. Dulu, gedung ini katanya dipakai untuk stasiun kereta api. Kini,Lawang Sewu dibiarkan tak berpenghuni dan tak terawat.Semarang,(22/12/07),pukul 24.02 WIB.
@Photo by Fachry Latief

Anak-anak Jakarta

Jakarta : Berarti banjir dan macet. Sampah, bagian keseharian metropolitan ini, bukan saja dibuang warga pinggiran kali ke sungai, tapi juga dilemparkan kalangan gedongan begitu saja dari jendela mobil-mobil mewah ke jalan. Lebih mengenaskan lagi, ketika kehidupan masyarakat kota ini seakan dipaksa berpusat pada kantor dan mal. Jakarta terlupakan sebagai lingkungan sosial dan budaya.Apakah Jakarta memang tidak memberi ruang kedekatan emosional bagi anak-anak ? @Photo by Fachry Latief.

Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK)

PTIK : Para perwira muda yang kini menimba ilmu di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) membuat para petinggi Polri kelabakan. Sebanyak 147 mahasiswa angkatan 39-A ramai-ramai membuat skripsi tentang borok korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di tubuh korpsnya sendiri. Apa saja isinya ? Mulai jual beli jabatan, korupsi penerimaan calon polisi, distribusi logistik, sampai penyaluran dana keuangan atau anggaran. @Photo by Fachry Latief

Trans Jakarta "Bus Way"

Trans Jakarta : Walaupun sampai saat ini keberadaan Bus Way harus diakui belum dapat mengurangi persoalan kemacetan lalu lintas tetapi paling tidak ada beberapa hal positif yang muncul mengiringi kehadiran Bus Way. Salah satunya adalah adanya munculnya kedisiplinan yang tinggi baik dikalangan penumpang maupun pengemudi, Jakarta(14/06/2005).@Photo by Fachry latief

Batik Jambi

Batik khas Jambi:Kini tidak hanya merambah pasar lokal, tetapi regional, nasional, dan bahkan luar negeri. Industri kecil rumah tangga yang mengelola batik secara sederhana menggelinding dan berkembang menjadi komoditas unggulan daerah ini sehingga menampung banyak tenaga kerja. "Saat ini di Provinsi Jambi terdapat lebih dari 1.500 perajin batik dengan lebih dari 100 pengusaha batik. Sekitar 80 persen di antaranya berada di Kota Jambi," kata Kepala Subdinas Industri Kecil dan Dagang Kecil, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, H Nasrul. (Photo by Fachry Latief)

Friday, December 28, 2007

Menembus Batas Tradisi

Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan: Corak pemikiran yang melampaui kewenangan sejarahnya.Istilah buku ini 'Menembus Batas Tradisi' dipakai judul--ini berdampak luas bagi terbukanya wawasan berpikir generasi bangsa, khususnya kalangan muda Islam. Peluncuran buku ini dari hasil simposium selama tiga hari, sejak 17-19 Maret 2005, Universitas Paramadina. Refleksi Atas Pemikiran Prof. Dr. Nurcholish Madjid. Sejumlah intelektual menjadi pembicara antara lain, Siti Musdah Mulia yang berbicara tentang relasi Islam dan jender, Franz Magnis Suseno tentang inklusivisme Islam Nurcholish, serta Syafi'i Anwar tentang kritik Nurcholish terhadap nalar fundamentalisme.
@Photo by Fachry latief.

Adi Sasono "New Indonesia Incorporated"

Revolusi teknologi : Informasi telah memberikan kekuatan yang sangat besar dalam merubah paradigma kemanusiaan. Diantaranya yang paling cepat mengadopsi perubahan paradigma itu adalah dunia usaha dan perekonomian global.Gelombang reformasi dan demokrasi yang kita hadapi sesungguhnya hanyalah konsekuensi dari perubahan di dalam fundamen yang menyokong ekonomi dunia.Masyarakat Indonesia baru akan memasuki era globalisasi dengan cara-cara yang elegan dan kompetitif sebagaimana suatu korporasi "New Indonesia Incorporated", Ujar Adi Sasono dalam Raker Inkopontren di Jakarta, (14/12). @Photo by Fachry latief

Wednesday, December 26, 2007

Mario manusia ilalang

Sahabatku : Panggil dia ilalang,nama yg diambil dari nama tumbuhan yg bisa tumbuh dimana saja. Di pinggiran jalan, ditepian sungai di halaman rumah, di tanah-tanah lapang, di lembah, di ngarai, bahkan di pebukitan dan pegunungan. ilalang bisa hidup hampir di semua keadaan, di musim hujan dan musim kemarau.. bisa mempertahankan diri & eksis dalam semua keadaan itulah yang terjadi selama ini pada makhluk yang bernama ilalang. .
Ruang ini disebutnya Ruang eksis yang disesuaikan secara adat di mana makhluk ini hidup.Dari Kisah dan Catatan inilah sang ILALANG berusaha MEMAKNAI HIDUP yang Sesungguhnya.... Baginya Keluarga dan sahabat, seperti darah yg mengalir di tubuhnya, denyut jantungnya.Sahabat sangat penting dalam kehidupannya yg membuat dia mengerti bahwa hidup itu indah & menyenangkan.

@Photo by Fachry Latief

Essay Kudus


Jika yang kucari kedamaian, di sini tak ada klakson berkejaran dan kemacetan semua berjalan 20Km/jam.
Tembakau dan cengkeh menjadi cukai rokok triliunan, benang kain dan jenang menciptakan ribuan saudagar bordir dan konveksi.
Jika yang kucari salju dan pohon cemara, di sini cuma hujan lebat yang menjadi syukur petani, meresap ke tanah subur menjadi tebu dan padi, di timba dari sumur-sumur bagai zamzam tak bergantung perusahaan air.
Jika yang kuinginkan kekhusukan, ribuan mesjid, pesantren, mushola, memuja Tuhan berdampingan dengan gereja, klenteng dan wihara.
Menjelang peringatan kelahiran Sang Kristus, genta berdentang menggetar jiwa, hati tertunduk dalam misa pengikut setia.
Kota bersolek biasa aja, tanpa senterclas dan kawanan rusa, karena mal tempat jiwa dahaga berbelanja tak pernah ada.
Tapi ternyata Kudus dan Yerussalem sebenarnya bersaudara. Sunan Kudus berharap sama sucinya dengan masjid Al Quds dan Bukit Muria, tempat dipanjatkannya do'a.

@Photo by Fachry Latief and Writed by Gus Mustafa Bisri

MENARA KUDUS

Mesjid Kudus:Menara setinggi 15 meter itu berbahan dasar batu bata. Pendirian Menara Kudus menunjukkan angka tahun 1609 Jawa atau 1687 Masehi. Kaki menara berbentuk bujur sangkar yang masing-masing sisinya berukuran 9,5 meter. Badan menara berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 6,30 meter.Badan menara dihiasi dengan panel-panel dan palang Yunani yang diisi piring-piring porselin. Puncak menara berupa ruangan mirip pendapa yang beralaskan kayu dan beratap dua tingkat berbahan sirap.Pintu masuk halaman depan Masjid Menara berbentuk candi bentar. Di dalam masjid, ada dua gapura berbentuk paduraksa atau biasa disebut Kori Agung atau umum disebut Gapura Lawang Kembar.@Photo by Fachry Latief

Tuesday, December 18, 2007

Masyarakat Miskin

Beratnya Beban Hidup:Inilah proses pemiskinan massal rakyat Indonesia oleh pemerintah. Dengan menaikan harga BBM yang diikuti oleh kenaikan harga-harga barang lainnya, otomatis mayoritas rakyat bertambah miskin akibat biaya kebutuhan hidup yang bertambah, sementara penghasilan tetap. Dulu yang bisa menyekolahkan anaknya, sekarang tidak bisa. Dana kompensasi seperti beras raskin seharga Rp 1000 per liter, hanya menjangkau kurang dari 5% penduduk Indonesia. Padahal jumlah rakyat miskin Indonesia menurut Bank Dunia (dengan penghasilan kurang dari US$ 2 per hari) ada 60% atau 132 juta penduduk.@Photo by Fachry Latief

Monday, December 17, 2007

INKOPONTREN dan WAPRES

Santri Enterprenur: Wakil Presiden M Jusuf Kalla meminta Koperasi Pondok Pesantren bisa menjadi lembaga pendidikan kewirausahaan bagi para santrinya."Tugas utama kita ialah bagaimana mendorong munculnya entreprenur, dan pengusaha-pengusaha muda untuk bisa maju. Dengan begitu kegiatan-kegiatan ekonomi umat bisa berjalan lebih baik. Yang lebih penting koperasi Pondok Pesantren bisa menjadi lembaga pendidikan kewirausahaan bagi santri-santri," kata Wapres M Jusuf Kalla saat membuka Rakernas Induk Koperasi Pondok Pesantren di Jakarta,(Jumat,14/12).@Photo by Fachry Latief