HOME

Sebagai inovasi visual memberikan nuansa berbeda kreasi tanpa batas. Inilah kemasan digital photography memiliki kelas tesendiri. Kecintaan akan seni dan keinginan merekam setiap kisah di mana saya ditumbuhkan oleh lingkungan dan komunitas, setelah kurang lebih delapan tahun bergelut membangun karir dari hoby yang intens menekuni dunia fotografi. Berangkat dari seorang wartawan foto meliput berbagai aktivitas manusia dari kekumuhan, fashion, budaya hingga Istana Kepresidenan. Sebagai anak pertama dari tujuh bersaudara dengan orang tua yang berprofesi sebagai guru. Semangat hidup yang kuat untuk harus tetap kuliah maka dengan profesi sebagai fotografer inilah masa studi saya dapat terselesaikan. Perjalanan yang cukup panjang karena petualangan yang dijalani oleh pekerjaan fotografi menghantarkan untuk melanjutkan kuliah kembali di bidang filsafat di Universitas Paramadina.

Situasi kenyataan kesulitan yang dihadapi tak segan-segan untuk selalu belajar dan mengembangkan kemampuan di dunia fotografi dari buku fotografi, sekolah fotografi dan workshop fotografi. Saat inipun sedang menggeluti belajar motret di bawah laut. Sejuta impian dan harapan selalu terbenak dalam setiap lintas fikiran untuk dapat berbicara dengan bahasa gambar lewat foto yang juga memiliki nilai estetika seni tinggi. Namun tak semudah membalikkan telapak tangan untuk menggapai impian tersebut karena ada sebuah proses yang harus dilalui untuk munuju sebuah harapan hingga tidak mudah melupakan begitu saja dari mana kaki mulai berpijak. Sebuah takdir yang diciptakan oleh Sang Kuasa membukakan jalan tanpa melupakan kemaslahatan ketika kenikmatan itu hadir.

Sejarah yang dilihat selama ini menjadikan saya memiliki ikatan emosi yang erat dengan pergulatan zaman, terutama dalam situasi peradaban manusia.

Ketika saya hadir dan menikmati di dunia spiritual dalam segala pemikiran-pemikirannya. Dengan mengedepankan nilai-nilai Humanisme — yang awalnya karena pekerjaan sebagai photojournalist di majalah Jepang TAIYO — banyaknya berbagai karakter dan pandangan manusia yang telah saya temui.

Dengan foto sebuah tindakan dan penamaan yang sangat kental dengan nilai-nilai simbolis pembebasan diri yang tanpa kata-kata dan autentik sebagai individu yang terlahir akan fakta. Foto yang tidak konvensional namun memiliki reputasi sebagai “ The guy who is fun to work with”. mengusung kemurnian jiwa melalui kejujuran gambar organik dan kontemplasi panjang setelah menghisap emosi sebagai ramuan kebijakan ketika merekam setiap realitas sebagai saksi keberadaan waktu.

Respon dari kekerabatan, persahabatan dan persaudaraan yang bertolak dari kondisi totalitas dan ofensif pengakuan akan adanya eksistensi kemudian perlahan melakukan perambahan profesi diri yang agresif dengan cara mouth to mouth. Namun berkembang di lingkungan itu kemudian tidaklah cukup berhasil mengarahkan bisnis yang lebis serius ke taraf lebih luas melalui foto dalam totalitas semangat dan kepedulian.

Saya pernah bertanya kepada beberapa orang yang hendak di foto, bagaimana ia memilih Sang fotografer untuk mengabadikan hari-hari yang terindah. Pengakuan mereka rata-rata memilih karena rasa nyaman yang membuat mereka lepas apa adanya merasakan seperti teman lama yang familier ketika memotret mereka. Dengan demikian untuk menjadi fotografer dokumenter bukan hanya cukup bermodal secara teknis dan kamera tercanggih dengan lensa mutakhir super cepat namun bagaimana manusia yang memotret dapat memahami manusia yang di potret.

Dari filosofi tersebut akan semangat sukses untuk kemaslahatan yang diusung sebagai bisnis yang mengedepankan nilai-nilai universal dan mendasar dari filsafat manusia. Bisnis yang berangkat dari sebuah idealisme akan Karya foto dari bidikan mata jiwa memiliki karakter sharp, edgy dan contrast yang natural monumental. foto inipun sebagai bentuk realisasi medium untuk ungkap estetika yang etis.