Saya hanyalah seorang fakir ilmu dan miskin jiwa, ingin bebas menarik hal-hal yang sulit terpecahkan bahkan mustahil sekalipun,ingin bebas mengungkap keberadaan yang ada,ingin bebas menelusuri fikiran dan jiwa tanpa batasan waktu,ingin bebas bergerak dalam aliran kemewaktuan yang terhantar bebas keseluruh titik di dunia,ingin bebas menentukan sendiri apa yang saya butuhkan dan saya percayai, belajar dan berbagi semua kemurnian pengetahuan, demi kenyataan bahwa kita sama tuk berbagi.
Wednesday, December 26, 2007
Essay Kudus
Jika yang kucari kedamaian, di sini tak ada klakson berkejaran dan kemacetan semua berjalan 20Km/jam.
Tembakau dan cengkeh menjadi cukai rokok triliunan, benang kain dan jenang menciptakan ribuan saudagar bordir dan konveksi.
Jika yang kucari salju dan pohon cemara, di sini cuma hujan lebat yang menjadi syukur petani, meresap ke tanah subur menjadi tebu dan padi, di timba dari sumur-sumur bagai zamzam tak bergantung perusahaan air.
Jika yang kuinginkan kekhusukan, ribuan mesjid, pesantren, mushola, memuja Tuhan berdampingan dengan gereja, klenteng dan wihara.
Menjelang peringatan kelahiran Sang Kristus, genta berdentang menggetar jiwa, hati tertunduk dalam misa pengikut setia.
Kota bersolek biasa aja, tanpa senterclas dan kawanan rusa, karena mal tempat jiwa dahaga berbelanja tak pernah ada.
Tapi ternyata Kudus dan Yerussalem sebenarnya bersaudara. Sunan Kudus berharap sama sucinya dengan masjid Al Quds dan Bukit Muria, tempat dipanjatkannya do'a.
@Photo by Fachry Latief and Writed by Gus Mustafa Bisri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment