Saya hanyalah seorang fakir ilmu dan miskin jiwa, ingin bebas menarik hal-hal yang sulit terpecahkan bahkan mustahil sekalipun,ingin bebas mengungkap keberadaan yang ada,ingin bebas menelusuri fikiran dan jiwa tanpa batasan waktu,ingin bebas bergerak dalam aliran kemewaktuan yang terhantar bebas keseluruh titik di dunia,ingin bebas menentukan sendiri apa yang saya butuhkan dan saya percayai, belajar dan berbagi semua kemurnian pengetahuan, demi kenyataan bahwa kita sama tuk berbagi.
Monday, May 05, 2008
Sebuah Pilihan
Pemulung : Jainuddin (18 th) asal Indramayu, bukan hal memalukan menjadi seorang pemulung. Ia sadar bahwa pekerjaan ini lah yang hanya bisa dia lakukan, tanpa modal uang. Ia sadar dirinya miskin dan anak kampung yang tidak memiliki pendidikan. Daripada mengemis atau mengamen di jalan yang mengandalkan belas kasihan orang, memulung baginya merupakan pekerjaan yang jauh terhormat. "Saya bukan pemalas,saya masih punya tenaga untuk bekerja", katanya. Meski lewat cara memulung. Mungkin karena prinsip yang dipegang membuat dirinya begitu semangat menjalani hidup ini, Melangkah dengan sepatu boatnya di gunungan sampah dengan keranjang dipunggungnya, Sabtu (03/05/08) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. @Photo by Fachry Latief
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment