Saya hanyalah seorang fakir ilmu dan miskin jiwa, ingin bebas menarik hal-hal yang sulit terpecahkan bahkan mustahil sekalipun,ingin bebas mengungkap keberadaan yang ada,ingin bebas menelusuri fikiran dan jiwa tanpa batasan waktu,ingin bebas bergerak dalam aliran kemewaktuan yang terhantar bebas keseluruh titik di dunia,ingin bebas menentukan sendiri apa yang saya butuhkan dan saya percayai, belajar dan berbagi semua kemurnian pengetahuan, demi kenyataan bahwa kita sama tuk berbagi.
Monday, May 05, 2008
Pemulung Bantar Gebang
Pemulung Bantar Gebang : Kuncoro (47 th) mengaku, sudah sekitar 7 tahun lalu dirinya terpaksa ke Bantar Gebang dengan memboyong keluargany untuk menjadi pemulung. Sebab, hasil pertanian sudah tidak bisa diandalkan untuk kelangsungan kehidupan keluarganya.Bahkan, selama menjadi petani di kampung halamannya. Dia mengaku, tidak pernah merasa sejahtera dari hasil pertaniannya. “Justru yang ada malah utang kami semakin menumpuk karena biaya produksi pertanian dan kebutuhan sehari-hari terus mahal. Bahkan sering dikejar-kejar rentenir yang menaguh hutang,” tandasnya. Dengan menjadi pemulung di Bantar Gebang, ia mengaku cukup sejahtera. Penghasilan bersihnya rata-rata Rp50 ribu per hari. Kuncoro yang asyik meraup gunungan sampah dengan tangan kekarnya, dan dikerubungi penuhi lalat serta aroma yang tak sedap. Sabtu (03/05/08) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. @Photo by Fachry Latief
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment